Urgensi Penerapan Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT)
Malnutirisi
masih menjadi masalah utama dalam penanganan gizi. Malnutrisi didefinisikan
sebagai kondisi yang terjadi ketika kekurangan asupan atau pemanfaatan nutrisi
vital yang dibutuhkan untuk perawatan jaringan dan perbaikan yang berdampak
negatif terhadap pertumbuhan, kesehatan fisik, perilaku, dan fungsi tubuh manusia.
Definisi sederhananya malnutrisi adalah masalah kekurangan atau kelebihan gizi.
Kejadian malnutrisi
sering terjadi pada pasien dapat terjadi sebelum dan sesudah dirawat di rumah
sakit. Hal ini bisa terjadi karena dampak dari penyakit disertai dengan asupan
gizi yang tidak sesuai.
Sampai saat inui masih banyak
kejadian malnutrisi pada pasien di rumah sakit yang belum teratasi dengan baik.
Bila keadaan ini berlanjut lama, maka akan berdampak pada lamanya pemulihan
pasien. Malnutrisi yang dialami pasien juga menyebabkan nafsu makan pasien
menurun disertai keterlambatan metabolik.
Berdasarkan
data, perkiraan kejadian malnutrisi orang dewasa yang dirawat di rumah sakit di
Amerika sekitar 20-50% Sedangkan di Indonesia, berdasarkan
hasil penelitian di RS dr. Sardjito, RS dr. Jamil dan RS Sanglah pada tahun
2002, terjadi penurunan status gizi pada pasien sebesar 28,2% selama dirawat di
rumah sakit
Tingginya prevalensi malnutrisi
di rumah sakit mencerminkan kualitas pelayanan suatu rumah sakit. Hal ini
terjadi karena belum semua ahli gizi menerapkan Proses Asuhan Gizi Terstandar
(PAGT). Asuhan gizi yang dilakukan
secara beragam oleh tenaga gizi di Indonesia hanya diarahkan untuk mengatasi
diagnosis medis sehingga hasil asuhan gizi menjadi beragam dan efektifitasnya
tidak jelas.
Padahal sejak Tahun 2003 American
Dietetic Association (ADA) menyusun Standarize Nutrition Care Process (SNCP)
atau dikenal dengan Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT). Tujuan PAGT adalah
agar tenaga gizi dapat memberikan pelayanan asuhan gizi yang efisien dan
efektif serta hasil yang dicapai dapat lebih terarah sehingga persentase
kejadian malnutrisi di rumah sakit dapat berkurang.
Oleh karena itulah, PAGT sebaiknya diterapkan oleh dietisien atau ahli gizi di rumah sakit.
Sabtu, 2 Februari 2018
Fredy Estofany
Referensi:
1. NACNS. 2017. Malnutrition
In Hospitalized Adult Patients: The Role of the Clinical Nurse Specialist.
National Association of Clinical Nurse Specialist.
2. Wijayanti, Tania dan Niken Puruhita.
2013. Studi Kualitatif Proses Asuhan Gizi
Terstandar Di Ruang Rawat Inap Rs St. Elisabeth Semarang. Journal of
Nutrition College.
3. Budiningsari Dwi R dan Hadi H. 2013. Pengaruh Perubahan Status Gizi Pasien
Dewasa Terhadap Lama Rawat Inap Dan Biaya Rumah Sakit. Jurnal Gizi klinik
Indonesia. Journal of Nutrition College.
4. Kirkland LL, Kashiwaghi DT, Brantley S,
Scheurer D, Verkey P. 2013. Nutrition In
The Hospitalized Patient. Jurnal of Hospital Medicine.
5. Correia MI and Waitzberg DL. 2003. The Impact of Malnutrition on Morbidity,
Mortality, Length of Hospital Stay and Costs Evaluated Through A Multivariate
Model Analysis. Journal of Clinical Nutrition.
6. Astuti, Dewi. 2015. Peningkatan Kualitas Asuhan Gizi Melalui Proses Asuhan Gizi.
Diakses melalui http://gizi.depkes.go.id
pada 20 Agustus 2017.
7. Braunchweig C, Gomez S,
Sheeam P. 2000. Impact of declines in nutritional status on outcomes in adult
patients hospitalized for more than 7 days. Journal of the American Dietetic
Association.
JCMH Architects, JCMH Architects, JCMH Architects, JCMH Architects, JCMH Architects,
BalasHapusJCMH 논산 출장샵 Architects, JCMH Architects, JCMH Architects, JCMH Architects, 영주 출장안마 JCMH 밀양 출장마사지 Architects, JCMH Architects, JCMH 안산 출장샵 Architects, JCMH Architects, JCMH Architects, JCMH Architects, JCMH Architects, JCMH Architects, JCMH 세종특별자치 출장마사지 Architects