Kenapa Harus ASI Ekslusif Padahal Susu Formula Tersedia Bebas?
Mungkin ini pernyataan yang
terlintas bagi ibu muda yang sedang hamil atau menyusui. Di era saat ini kebanyakan ibu milenial juga bekerja. Akan tetapi masa cuti bersalin sekitar
tiga bulan menjadi tantangan sendiri dalam pemberian ASI ekslusif.
Seperti yang kita tahu, Air Susu Ibu (ASI)
merupakan sumber makanan utama bagi bayi usia 0-6 bulan. Kebutuhan bayi pun dapat terpenuhi oleh ASI saja, karena mengandung berbagai
zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi.
Zat gizi ASI sudah lengkap, sehingga tidak
memerlukan makanan tambahan lain (ASI ekslusif). Jadi, berikan ASI saja sampai
umur 6 bulan. Jika tidak, ada beberapa dampak buruk dari pemberian ASI yang
tidak ekslusif.
ASI mengandung zat gizi makro dan mikro yang
dibutuhkan bayi. Komponen ASI terdiri dari 90% air, karbohidrat, protein,
lemak, vitamin, dan mineral. Komposisi dan volume ASI setiap ibu berbeda-beda
sesuai dengan asupan ibu. Perbedaan komposisi juga tergantung masa pemberian
ASI seperti ASI awal (kolostrum), ASI transisi, ASI matang, dan penyapihan.
Berdasarkan penelitian Aline Andres, PhD, RD dkk (2008) ditemukan keunggulan ASI dibanding susu
formula maupun susu kedelai. Peneliti mengamati perkembangan sampel 391 bayi. Dua per tiga
dari bayi mendapatkan ASI. Sementara, ada sepertiga bayi yang tidak
mendapatkan ASI dan diganti dengan susu formula atau susu kedelai. Observasi dilakukan
selama satu tahun dengan pengujian setiap tiga bulan. Hasilnya, bayi yang
mendapatkan ASI lebih unggul perkembangannya dibandingkan dengan bayi yang
mengkonsumsi susu formula atau kedelai.
Susu formula hanya boleh jadi opsi
kesekian jika memang ibu benar-benar terpaksa tidak bisa memberikan ASI. Jadi,
alangkah baiknya ibu muda tetap memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan untuk
masa depan buah hati tercinta.
Jakarta, 22 April 2019
Instagram @gizinesia
Leave a Comment