Komposisi Makanan yang Dianjurkan bagi Diabetesi


Pengaturan makanan dan zat gizi diabetesi hampir sama dengan anjuran makan untuk masyarakat umum, yaitu makanan yang seimbang dan sesuai dengan komposisi zat gizi yang dianjurkan. Untuk pengaturan komposisi makanan secara menyuluruh sebaiknya konsultasikan dengan ahli gizi (nutrisonis/dietisien).


a. Karbohidrat

1) Karbohidrat yang dianjurkan sebesar 45 − 65% total asupan energi, terutama karbohidrat yang tinggi serat.

2) Pembatasan karbohidrat total < 130 g/hari tidak dianjurkan.

3) Penggunaan gula dalam bumbu diperbolehkan sehingga diabetesi dapat makan bersama keluarga.

4) Sukrosa termasuk gula pasir tidak boleh lebih dari 5% total asupan energi.

5) Dianjurkan makan tiga kali sehari dan bila perlu dapat ditambahkan selingan seperti buah atau makanan lain untuk memenuhi kebutuhan kalori sehari.


b. Lemak

1) Asupan lemak dianjurkan sekitar 20 − 25% kebutuhan kalori, dan tidak diperkenankan melebihi 30% total asupan energi.

2) Komposisi lemak yang dianjurkan: lemak jenuh (SAFA) < 7 % kebutuhan kalori, lemak tidak jenuh ganda (PUFA) < 10 %, selebihnya dari lemak tidak jenuh tunggal (MUFA) sebanyak 12-15%

3) Rekomendasi perbandingan lemak jenuh: lemak tak jenuh tunggal: lemak tak jenuh ganda = 0.8 : 1.2: 1.

4) Bahan makanan yang perlu dibatasi adalah yang banyak mengandung lemak jenuh dan lemak trans antara lain: daging berlemak, makanan yang digoreng dengan banyak minyak, dan  makanan olahan.

5) Konsumsi kolesterol yang dianjurkan adalah < 200 mg/hari.


c. Protein

1) Pada diabetesi dengan komplikasi penyakit ginjal perlu penurunan asupan protein menjadi 0,8 g/kg BB perhari atau 10% dari kebutuhan energi, dengan 65% diantaranya bernilai biologik tinggi (mudah diserap tubuh).

2) Diabetesi yang sudah menjalani cuci darah atau hemodialisis asupan protein menjadi 1 −1,2 g/kg BB perhari.

3) Sumber protein yang baik adalah ikan, udang, cumi, daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, produk susu rendah lemak, kacang-kacangan, tahu dan tempe. 

4) Sumber bahan makanan protein dengan kandungan lemak jenuh yang tinggi seperti daging sapi, daging babi, daging kambing dan produk hewani olahan sebaiknya dikurangi untuk dikonsumsi.


d. Natrium

1) Anjuran asupan natrium untuk diabetesi sama dengan orang sehat yaitu < 1500 mg per hari. 

2) Diabetesi yang juga menderita hipertensi (tekanan darah tinggi) perlu dilakukan pengurangan natrium sesuai diet rendah garam

3) Diabetesi perlu juga memperhatikan bahan makanan yang mengandung tinggi natrium antara lain adalah garam dapur, pengiat rasa, penyedap rasa, dan makanan yang diawetkan.




e. Serat

1) Diabetesi dianjurkan mengonsumsi makanan yang mengandung serat seperti kacang-kacangan, buah dan sayuran serta sumber karbohidrat yang tinggi serat.

2) Jumlah konsumsi serat yang disarankan adalah 20 − 35 gram per hari.


f. Pemanis Alternatif

1) Pemanis alternatif aman digunakan sepanjang tidak melebihi batas aman. Pemanis alternatif dikelompokkan menjadi pemanis berkalori dan pemanis tak berkalori.

2) Pemanis berkalori perlu diperhitungkan kandungan kalorinya sebagai bagian dari kebutuhan kalori, seperti glukosa alkohol dan fruktosa. Glukosa alkohol antara lain isomalt, lactitol, maltitol, mannitol, sorbitol dan xylitol.

3) Fruktosa tidak dianjurkan digunakan pada diabetsi karena dapat meningkatkan kadar LDL, namun tidak ada alasan menghindari makanan seperti buah dan sayuran yang mengandung fruktosa alami.

4) Pemanis tak berkalori termasuk aspartam, sakarin, acesulfame potasium, sukrose, neotame.


Referensi:

PERKENI. (2021). Pedoman Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Dewasa Di Indonesia 2021. PB PERKENI.

https://jovee.id/wp-content/uploads/2020/08/MAKANANDIABET.jpg


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.